skripsi PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 9 MANADO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Dari proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru lebih cenderung menanamkan materi pembelajaran yang bertumpu pada satu aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat, mengahafal dan menumpuk informasi.
Rendahnya kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur. Proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus diperhitungkan, karena pada kagiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
Demikian pula dalam hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tak efisien. Banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui bagaimana cara-cara belajar yang efektif. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk beluknya, hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individu walaupun demikian guru dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Dan untuk mencapai tujuan pendidikan itu juga, para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah. Dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, disamping cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, pemahaman cara belajar siswa, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk untuk memanfaatkan media teknologi dan pendekatan teknologi dalam pengelolaan pendidikan.
Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi, teknologi pendidikan, dan media pendidikan untuk kegiatan pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatakan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.
Perkembangan teknologi pendidikan telah merajalela, bahkan frekuensi interaksi antara guru dengan siswa lebih sedikit dilakukan karena kecanggihan teknologi pendidikan. Salah satu dari perkembangan teknologi informasi yang digunakan dalam dunia pendidikan yaitu komputer dan internet, dimana penggunaan teknologi informasi ini tidak bisa dipisahkan dan harus bersinergi agar dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang telah diupayakan untuk membantu siswa agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan. Oleh karenanya segala kegiatan interaksi, metode, dan kondisi pembelajaran yang dikehendaki agar siswa memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan berpendidikan Agama Islam yang mulia. Pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan Islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan siswa.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswa, ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang siswa ingin belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam maka ia akan cepat dapat belajar mengerti, mengingat, dan mengamalkannya. Belajar pendidikan agama islam akan menjadi siksaan dan tidak dapat memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan pelajaran tersebut. Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor pendorong bagi siswa dalam melaksanakan usahanya. Jadi, dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan sebab merupakan sumber dari usaha siswa dan tidak perlu mendapat dorongan dari luar apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa dunia pendidikan tidak bisa lepas dari teknologi informasi dan komunikasi apalagi diera modern seperti sekarang ini maka dalam suatu proses pembelajaran tentunya tidak bisa terus menerus menggunakan metode atau model pembelajaran secara tradisional karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat atau pun ilmu pengetahuan. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi maka dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu juga dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi minat belajar siswa menjadi lebih meningkat karena minat merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang keberhasilan seorang siswa dalam suatu proses pembelajaran.
Jadi dengan demikian, teknologi informasi komunikasi dan minat belajar merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan karena keduanya tidak bisa dipisahkan lagi dari dunia pendidikan karena setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda sehingga teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah jawaban atas permasalahan cara belajar siswa tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi maka secara tidak langsung dapat meningkatkan minat belajar dari seorang dan pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat juga meningkatkan kualitas pendidikan.
Berdasarkan temuan di lapangan diperoleh gambaran bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di SMA N 9 Manado dan penerapannya sudah cukup maksimal dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI. Akan tetapi, masih ada beberapa kekurangan yang dirasakan oleh siswa antara lain yang pertama masih ada beberapa guru yang belum terlalu menguasai bagaimana cara memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti laptop dan LCD. Kedua, masih terbatasnya jaringan wifi yang ada di sekolah dan hanya ditempat tertentu saja. Ketiga adalah kurangnya fasilitas seperti LCD karena LCD yang digunakan selama ini dalam proses pembelajaran masih bersifat milik pribadi.
Jadi, berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan formulasi judul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 9 Manado.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran PAI di SMAN 9 Manado ?
2. Bagaimana dampak pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMAN 9 Manado ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran PAI di SMAN 9 Manado
2. Mendeskripsikan dampak pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMAN 9 Manado.
D. Definisi Operasional
“Skripsi ini berjudul : “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMAN 9 Manado”. Agar tidak terjadi tumpang tindih (Overlapping) dan kesimpang siuran dalam memahami judul ini, maka peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut :
Teknologi informasi dan komunikasi adalah dua buah konsep yang tak terpisahkan, teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian yang luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran seperti LCD, laptop ataupun proyektor yang ada di SMAN 9 Manado.
Dengan demikian, peneliti dapat melihat apakah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat berjalan maksimal atau tidak. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat dilihat apakah ada dampak terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMAN 9 Manado.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai terbagi menjadi dua yang pertama manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis
Melalui penelitian ini, diharapkan secara teoritis dapat memberikan manfaat :
a. Bagi Siswa
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
b. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, maka diharapkan guru :
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan.
2) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara guru dan siswa
3) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyampaian materi pembelajaran
c. Bagi Sekolah
Melalui penelitian ini, diharapkan :
1) Akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya, sehingga setiap guru dapat menggunakannya dengan mudah serta efektivitas dan efisiensi pembelajaran di sekolah secara keseluruhan akan meningkat.
2) Sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan karakteristik pembelajaran
2. Manfaat secara Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan untuk pihak sekolah agar lebih memberdayakan fasilitas atau alat penunjang yang tersedia di SMA N 9 Manado seperti wifi, LCD dan lain sebagainya agar pembelajaran berjalan lancar dan maksimal.
b. Melalui penelitian ini maka sekolah juga dapat menerapkan proses pembelajaran yang baru dan tidak hanya monoton proses pembelajaran seperti guru hanya menjelaskan di depan kelas atau mencatat buku.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi menurut Bambang Warsita adalah sarana dan prasarana sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Oleh karena itu, teknologi informasi menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali dan pemutahiran informasi.
Teknologi Informasi menurut Richard Weiner dalam Websters New Word Dictionary and Communication disebutkan bahwa Teknologi Informasi adalah pemprosesan, pengolahan, dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi.
Teknologi Informasi menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data yang dimana pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
Sedangkan pengertian teknologi informasi menurut peneliti adalah seperangkat sistem atau alat yang dapat memproses, mengolah dan menyimpan data yang dibutuhkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sistem atau metode untuk memproses, menyimpan, mengolah, menyusun data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
b. Pengertian Teknologi Komunikasi
Pengertian teknologi komunikasi menurut Bambang Warsita adalah sarana dan prasarana struktur kelembagaan dan nilai-nilai sosial yang dikumpulkan, disimpan, diolah dan dipertukarkan informasi sehingga memungkinkan untuk terjadinya persamaan persepsi dan atau tindakan.
Dalam dunia pendidikan teknologi komunikasi adalah teknologi pendidikan yang memanfaatkan media komunikasi. Teknologi komunikasi pada dasarnya merupakan wujud hasil pemikiran dari komunikasi bermedia sebagai salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan informasi dengan cepat, jelas dan melampaui batas ruang dan waktu. Teknologi komunikasi adalah peralatan keras yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar informasi dengan individu-individu yang lain.
Sedangkan pengertian teknologi informasi menurut peneliti adalah media atau perangkat yang dapat diperoleh dari interaksi antar individu atau kelompok dengan memanfaatkan media yang ada.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi komunikasi adalah sarana dan prasarana yang pada dasarnya merupakan wujud hasil pemikiran yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar informasi dengan individu-individu yang lainnya.
c. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemprosesan informasi serta penggunaannya, hubungan komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Teknologi informasi dan komunikasi terdiri dari semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, manipulasi, persembahan dan menggunakan data (data yang ditransformasi kepada informasi). Teknologi informasi dan komunikasi adalah segala sesuatu yang mendukung untuk menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan menerima informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah teknologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi dan komunikasi meliputi dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu perangkat ke yang lainnya. Dengan demikian teknologi informasi dan komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak bisa terpisahkan. Teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Sedangkan teknologi informasi dan komunikasi menurut peneliti adalah seperangkat sistem atau alat yang dapat memproses, mengolah dan menyimpan data yang telah diperoleh sehingga dapat dimanipulasi menjadi sebuah informasi.
Di era modern seperti sekarang ini, peran teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan manusia tidak dapat diragukan lagi, sehingga sudah selayaknya teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan pula dalam bidang pendidikan. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi informasi komunikasi terkini secara terus menerus. Guru perlu terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi komunikasi agar dapat menyampaikan materi pembelajaran dan berguna bagi siswa dimasa kini dan masa yang akan datang. Dengan begitu, siswa lebih mudah untuk mengaplikasikan materi yang mereka pahami dalam kehidupan nyata, terutama pada pelajaran PAI yang menekankan tujuan pembelajaran pada segi akhlak.
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer berupa program komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi : judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Robert Heinich, Molenda dan James D. Russel yang menyatakan bahwa “computer system can delivery instruction by allowing them in interact with the lesson programmed into the system; this is referred to computer based instruction”. Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara invidual dan langsung kepada para mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan mata kuliah yang diprogramkan ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis komputer.
Istilah komputer diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon). Definisi komputer disampaikan oleh hamacher yang dikutib oleh Wahono. Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi Input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan dimemori dan menghasilkan output berupa informasi.
Dalam menggunakannya media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu dan sumber utama untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar mahasiswa (pola pembelajaran bermedia). Beberapa bentuk komputer sebagai media pembelajaran yaitu e-learning atau pembelajaran berbasis komputer.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi komunikasi adalah suatu sistem atau mesin elektronik yang dapat memproses, menyimpan menerima suatu informasi serta menjadi alat hitung yang meliputi judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Sesuai dengan program yang tersimpan dimemori yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan akurat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini memunculkan berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi ini, termasuk dalam bidang pendidikan . Perkembangan teknologi informasi tersebut akan menyebabkan bergesernya sistem pendidikan dan pelatihan dari berorientasi guru ke sistem berorientasi ke siswa dan semakin banyaknya pilihan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan tranformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar ke siswa. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa kepada siswa dengann tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku.
Jadi, dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektivitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut, pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan. Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang digunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah komputer dan LCD proyektor.
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu. Komputer sebagai media pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer network/internet) saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap perkembangan media pembelajaran, dengan dikembangkannya media pembelajaran yang berbasis komputer. Media komputer merupakan media yang menarik, atraktif dan interaktif. Pembelajaran melalui media komputer memberikan bekal kepada siswa berbagai karakter yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu media. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar isi pesan dalam suatu program komputer dapat dipahami oleh siswa, antara lain memberi informasi tentang ide yang ada dibalik program atau menciptakan situasi diskusi menyangkut pengalaman setiap pembelajar yang diterima dari program komputer.
Dalam upaya mengemas formula pembelajaran melalui media komputer perlu memperhatikan karakteristik siswa, lingkungan dan budaya setempat. Komputer akan bermanfaat jika berperan sebagai bagian dari sistem pembelajaran. jika komputer hanya sebagi alat saja meskipun canggih, namun tidak ada kontribusinya dalam pembelajaran, maka komputer tersebut tidak bermanfaat bagi proses pembelajaran. Kemampuan pengguna menggunakan suatu teknologi merupakan salah satu ciri dalam menentukan keberhasilan terknologi tersebut. begitu juga dengan penggunaan komputer dalam proses pembelajaran.
Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer merupakan suatu hal yang harus dimiliki perangkat lunak yang disediakan untuk kebutuhan pembelajaran seperti multimedia, e-learning dan telekonferen memiliki ciri mudah digunakan tetap saja pelatihan dalam pelajaran dan pembelajaran dalam menggunakan perangkat lunak ataupun perangkat keras tersebut harus dilakukan karena akan menentukan keefisienan dan keefektifan untuk guru.
1. Kebutuhan Pembelajaran untuk Guru
Salah satu ciri-ciri guru yang professional adalah mempunyai berbagai keahlian dan pengetahuan dalam menjalankan proses pembelajaran yang efektif. Semua ini dapat dicapai apabila guru dapat mengelola kelas. Untuk itu diperlukan kemampuan atau keterampilan guru mengoperasikan komputer.
2. Kebutuhan Pembelajaran untuk Siswa
Sebelum menggunakan komputer dan software siswa perlu memiliki urutan keterampilan sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang komputer dan cara mengoperasikannya.
Siswa perlu mengetahui komponen-komponen komputer dan fungsinya. Siswa pun perlu mengetahui cara berkomunikasi melalui komputer dan sebaliknya cara komputer berkomunikasi dengan mereka pada layar monitor.
b. Kemampuan mengoperasi software yang digunakan.
Software yang beredar dipasaran adalah pengguna yang bersahabat (user friendly), termasuk pula software multimedia in education (ME). Namun dalam keadaan tertentu memerlukan penjelasan untuk mengetahui tujuan pembelajarannya.
c. Pemahaman tentang operasi dan peraturan keselamatan.
Pembelajaran dengan menggunakan komputer harus terjamin keamanan dan keselamatannya, oleh karena itu komputer sudah dirancang dengan ciri-ciri keselamatannya, walau terkadang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
d. Pengetahuan tentang cara mengatasi masalah yang timbul.
Masalah-masalah pada saat menggunakan komputer yang biasa timbul seperti gangguan berkaitan dengan listrik/elektrik, kerusakan software dan hardware.
Kemajuan kemampuan komputer untuk secara cepat berinteraksi dengan individu, menyimpan dan memproses sejumlah besar informasi, dan bergabung dengan media lain untuk menampilkan serangkaian besar stimulasi audio visual, menjadikan komputer media yang dominan dalam bidang pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan sehingga komunikasi tidak efektif dan efesien antara disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidakpastian siswa, kurangnya minat dan kegairahan dan sebagainya. Salah satu cara untk mengatasi keadaaan demikian ialah penggunaan media secara terintegerasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus infromasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan juga untuk memberikan umpan balik. Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragam media tersebut maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat.
Berdasarkan pendapat di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran karena guru dan siswa diharuskan untuk bisa menguasai teknologi informasi dan komunikasi selain itu guru dan siswa juga harus selalu mengikuti perkembangan jaman yang ada. Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi proses pembelajaran akan menjadi cepat, tepat dan akurat serta semakin banyaknya pilihan sumber belajar. Maka dari itu dengan perkembangan zaman yang semakin modern setiap sekolah harus dapat mengaplikasikan secara maksimal teknologi informasi dan komunikasi di sekolah.
b. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran PAI
Teknologi informasi dan komunikasi sangatlah berperan penting bagi kehidupan umat manusia. Selain sebagai salah satu media informasi, mempercepat komunikasi, teknologi informasi dan komunikasi memudahan manusia dalam menyelesaikan tugas dan segala macam urusannya.
Berikut ini ada beberapa manfaat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PAI yaitu sebagai berikut :
a) Bagi Siswa
Dengan kegiatan pembelajaran melalui teknologi informasi dan komunikasi dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
b) Guru
1. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan.
2. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara guru dan siswa
3. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyampaian materi pembelajaran
c) Bagi Sekolah
1. Akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya. Sehingga setiap guru dapat menggunakannya dengan mudah serta efektivitas dan efisiensi pembelajaran di sekolah secara keseluruhan akan meningkat
2. Pengembangan isi pelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan
3. Sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran
4. Mendorong menumbuhkan sikap kerja sama.
Berdasarkan manfaat yang telah dikemukakan di atas peneliti dapat menyimpulkan yang pertama bagi siswa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran menjadi lebih optimal karena dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi siswa dapat mengakses materi atau bahan-bahan yang diberikan oleh guru, yang kedua bagi guru dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi lebih mempermudah guru dalam mengajar karena guru dapat melakukan berbagai macam metode dengan bahan-bahan belajar yang telah disediakan, lebih meningkatkan interaksi antara guru dan siswa serta penyampaian materi lebih sempurna, ketiga bagi sekolah pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien dan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas karena dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dan murid atau pun antara guru dan kepala sekolah
c. Macam-macam Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi mempunyai banyak macam dan jenisnya, untuk itu akan dipaparkan beberapa macam bentuk dari teknologi informasi dan komunikasi yaitu :
1) Bel atau Lonceng adalah ketika dimulai petugas sekolah membunyikan bel. Bel sekolah berbunyi untuk memberikan informasi bahwa pelajaran telah dimulai.
2) Telephone genggam adalah telephone yang dapat dibawa kemana-mana. Telephone genggam lebih praktis digunakan.
3) Televisi yaitu memberikan tontonan berupa berita, informasi dan hiburan untuk berkomunikasi dengan baik diperlukan alat komunikasi yang hebat.
4) Komputer yaitu sebagai alat komunikasi. Komputer memberikan informasi yang diperlukan. Komputer yang dapat dibawah kemana-mana disebut laptop lebih kecil dibandingkan dengan komputer biasa hanya saja ukuran komponennya yang kecil. Laptop adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan. Dan bisa dilihat dimall-mall orang-orang membawahnya.
5) Internet yaitu sarana komputer melalui internet diketahui informasi perkembangan dunia internet juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman di seluruh dunia.
6) Personal Komputer / Desktop adalah perangkat sejenis komputer dengan bentuknya yang jauh lebih praktis yaitu CPU menyatu dengan monitor sehingga mudah diletakkan di atas meja tanpa memakan banyak tempat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin berkembangnya zaman teknologi pun semakin berkembang pesat dan semakin maju. Maka pendidikan juga harus menyesuaikan perkembangan zaman.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Muhaimin pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut adalah kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk menggapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu.
Menurut Sutiah pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja mengubah dan dikontrol dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu.
Selanjutnya menurut muhaimin pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Adapun menurut Oemar Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut peneliti adalah proses kegiatan atau proses interaksi antara guru dan siswa sehingga menjadikan siswa mempelajari sesuatu yang telah diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau strategi yang mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran lebih menekankan pada proses, baik yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas.
Belajar merupakan proses dasar pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Proses belajar mengajar adalah upaya sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Belajar menurut teori Behavioristik di artikan proses perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut disebabkan oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respons. Menurut teori ini, inti dari belajar adalah kemampuan seseorang melakukan respon terhadap stimulus yang datang pada dirinya. Ada tiga potensi yang harus diubah melalui belajar, yaitu potensi intelektual (kognitif), potensi moral kepribadian (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia, karena usaha untuk mencapai kehidupan atas bimbingan bintang cita-citany dan sesuai dengan cita-cita dan falsafah hidupnya. Belajar itu adalah usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian. Inilah sifat yang hakiki dari belajar. Jadi belajar ialah usaha mencari, menemukan dan melihat seluk beluk sesuatu.
Menurut pengertian psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.” Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi “
Terjemahannya :
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sebagai hasil belajar, Perubahan yang diperoleh seseorang melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku dalam sikapnya.
b. Pengertian PAI
Menurut H.M Arifin pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan.
Menurut Abdul Majid dan Dian Andatani pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami Agama Islam seluruhnya. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Selanjutnya menurut Saleh pendidikan Agama Islam dapat diartikan berkembangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan, memahami, menghormati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah upaya untuk menyiapkan atau membelajarkan siswa agar dapat mengembangkan, memahami, menghormati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam atau dengan kata lain pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah proses belajar untuk mempersiapkan siswa sesuai dengan Al-Qu’an dan Hadits. Peningkatan pendidikan Agama Islam harus diupayakan seorang guru karena dalam pengajaran pendidikan Agama Islam guru dituntun untuk membina akhlak siswa yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran aktif agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, terutama pada saat pengajaran pendidikan Agama Islam.
c. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Istilah “tujuan” secara etimologi, mengandung arti arah, maksud atau haluan. Dalam bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan “Maqashid”. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “Goal, purpose, objectives atau aim”. Secara terminologi, tujua berarti “Sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.”
Bila pendidikan dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh suatu pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dari dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia sehingga menggejala dalam perilaku lahiriahnya. Dengan kata lain, perilaku lahiriah adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalam jiwa manusia sebagai produk dari proses kependidikan.
Jika berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang meralisasi idealitas Islami. Sedangkan idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.
Ketaatan kepada kekuasaan Allah yang mutlak itu mengandung penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. Penyerahan diri secara total kepada Allah SWT yang maha esa menjadikan manusia menghambakan diri hanya kepadanya semata. Bila manusia telah bersikap menghambahkan kepada Allah berarti telah berada dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan di dunia dan di akhirat.
Berangkat dari makna pemahaman pendidikan yang diperoleh dari penjelasan diatas, maka pendidikan Islam memiliki tujuan yang sangat universal dan mendalam. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka sudah selayaknya harus memiliki misi dan visi yang jelas. Adapun tujuan pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Intelektual/Keilmuan
Pendidikan Islam diantaranya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan memiliki daya nalar dan sikap kritis yang tinggi. Maka objek berfikir ini meliputi alam raya dan manusia itu sendiri, juga mampu menangkap fenomena ajaran al-Qur’an sampai pada tahap transendental serta mampu mencari sebab akibat fenomena yang ada di alam raya ini berdasarkan pada pandangan Agama.
Perkembangan intelektual agar dapat memahami kehidupan alam raya, manusia dalam hubungannya dengan penciptaanya ini merupakan tujuan utama dalam pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, maka ajaran Islam selalu menganjurkan untuk berfikir, bahkan mewajibkan menggunakan fikiran untuk mencari ilmu.
2. Tujuan Moral
Pendidikan Agama Islam dalam bidang etika bertujuan untuk menciptakan manusia yang memiliki akhlak yang luhur, akhirnya terciptalah masyarakat yang menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan seperti yang diajarkan oleh Islam, sehingga tercermin perilaku yang adil, memahami persamaan sosial dan hak individu, menghargai kebebasan berpolitik, ekonomi dan pemikiran atau keilmuan.
Dalam hal akhlak ini, Rasul merupakan teladan yang luhur, dimana kesalehan akhlaknya sangat sempurna dan taka da satu pun manusia di Dunia ini yang dapat membandingkannya sehingga menjadikan Rasul sebagai manusia pilihan Allah yang memiliki budi pekerti yang baik, sebagaimana penjelasan yang dikutip dari bukunya Miftahul Huda dalam Q.S Al-Qalam ayat 4 :
Terjemahannya :
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
3. Tujuan Agamis
Secara agamis, maka pendidikan Islam memuat misi penegakan agama untuk mempersiapkan kader-kader muslim untuk siap mempertahankan dan sekaligus menyiarkan Agama Islam. Maka mereka juga dibekali kemampuan untuk menyerang musuh yang mengancam keberadaan Agama. Dengan usaha inilah kelestarian Agama Islam akan tetap jaya.
4. Tujuan Spiritual
Mengembangkan karakter kejiwaan yang Islami juga merupakan tujuan yang diidamkan oleh pendidikan Islam. Karakter kejiwaan yang dimaksudkan misalnya memiliki sikap dan perhatian yang besar terhadap nasib Agama. Juga mengutamakan kepentingan Agama dari pada kepentingan individu. Sikap sukarela dalam berkorban demi kepentingan Agama inilah yang harus ditanamkan melalui proses pendidikan Agama Islam.
Jadi, secara ringkas tujuan spiritual pendidikan Agama Islam adalah untuk menanamkan kepedulian jiwa terhadap Agama Islam, jiwa berkorban untuk Agama, jihad terhadap nafsu jahat yang menguasai dirinya, dan lain-lain. Kerana pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk membentuk kader-kader muslim yang kuat dan siap mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk Agama Islam.
5. Tujuan Jasmaniah
Secara jasmaniah pendidikan juga memperhatikan kesehatan lahiriah. Tidak bisa dipungkiri bahwa jasmaniah memiliki hak-hak manusiawi yang mendasar. Untuk membina manusia yang sehat lahiriah ini perlu dibentuk melalui pendidikan misalnya melalui pendidika kesehatan jasmani.
Dari sini, jelaslah bahwa tujuan pendidikan Agama Islam yang dikehendaki mengacu pada pembentukan akhlak yang baik, jiwa yang bersih dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk menegakkan Agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Agama Islam haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam yang berlandaskan kepada al-Qur’an dan Sunnah dan tidak dibenarkan melupakan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat. Penanaman nilai ini dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi siswa yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan di akhirat nanti.
d. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Istilah kurikulum sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1920. Kata “kurikulum” berasal dari bahasa latin currere yang berarti to run (menyelenggarakan) atau to run the course (menyelanggarakan suatu pengajaran). Selanjutnya pengertian kurikulum berkembang menjadi the course to study (materi yang dipelajari). Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. kurikulum berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada masing-masing jenis/jenjang/satuan pendidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikan kurikulum merupakan salah satu faktor dalam proses pendidikan yang berperan seperti perangkat lunak dari proses tersebut. kurikulum mempunyai peranan sentral karena menjadi arah atau titik pusat dari proses pendidikan. Suatu kurikulum harus mencerminkan baik secara eksplisit mapun emplisit, asumsi yang dianutnya, mengenai tujuan dan hakikat pendidikan, tujuan dan hakikat kurikulum, asumsi mengenai siswa, proses pendidikan dan pengajaran, visi penyusunan kurikulum mengenai harapan, tuntutan serta kebutuhan yang sedang dan yang akan dihadapi oleh pengguna jasa pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan dengan substansi keunggunlan kompetitif yang mampu bersaing secara substansial maupun metodologi.
Kurikulum sebenarnya bukanlah merupakan faktor pendidikan yang terpisah dari dinamika dan tuntutan masyarakat, muara dari kurikulum adalah masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan. Kurikulum pada intinya merupakan formula yang menjembatani siswa dari keadaan tidak mengetahui menjadi mengetahui dan dapat memberikan kontribusi secara positif terhadap perkembangan masyarakat.
Dengan demikian kurikulum pendidikan Agama Islam adalah bahan-bahan pendidikan Agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Agama Islam. Kurikulum pendidikan Agama Islam merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam. Untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam tersebut, maka kurikulum pendidikan Agama Islam harus sesuai dengan tujuan Agama Islam, tingkat usia, perkembangan kejiwaan, dan kemampuan siswa yang belajar pendidikan Agama Islam.
Suatu kurikulum pendidikan termasuk kurikulum pendidikan Islam, hendaknya mengandung beberapa unsur utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan metode penilaian. Kesemuanya harus menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan. Asas-asas umum yang menjadi pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam itu adalah :
1. Asas Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-hubungan yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu akhirnya mengacuh pada dua sumber syari’at Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Sementara sumber-sumber lainnya yang sering digolongkan oleh para ahli seperti ijma’, qiyas.
2. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan yang diyakini kebenarannya. Secara umum, dasar falsafah ini memberikan konsekuensi bahwa rumusan kurikulum pendidikan Islam harus beranjak dari konsep ontologi, epistimologi, dan aksiologi yang digali dari pemikiran manusia muslim, yang sepenuhnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai asasi ajaran Islam.
3. Asas Psikologi
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan Agama Islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui siswa. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sesuai dengan ciri-ciri perkembangan siswa, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, perbedaan individu dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek psikologi.
4. Asas Sosial
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kea rah realisasi individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini bahwa semua kecenderungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi dalam perkembangan masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus mendapat tempat dalam kurikulum pendidikan Islam.
Di dalam Islam juga memperhatikan urusan masyarakat dan mengatur urusan kehidupannya. Sesungguhnya masyarakat itu terbentuk dari individu-individu yang memiliki kecondongan dan perasaan masyarakat. Pendidikan Islam memberikan layanan pendidikan secara utuh, menyeluruh, dan seimbang pada seluruh aspke pertumbuhan dan perkembangan manusia dan masyarakat. Pendidikan Islam mengarahkan aspek keimanan (imaniyah), ruhiyah (kejiwaan), pemikiran (fikriyah), akhlak (khuluqiyah), ‘atifiyah (sensitif diri), jasmani (jasadiyah), irodah (kehendak/motivasi untuk maju), jinsiyah (pendidikan seks), dan kemasyarakatan (ijtima’iyah). Jadi, masyarakat muslim itu memiliki kaidah-kaidah atau pendidikan tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan Agama Islam adalah alat atau bahan yang dibuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh pendidikan Agama Islam. Suatu kurikulum pendidikan Agama Islam merupakan suatu yang membedakan ilmu pendidikan Islam dengan ilmu pendidikan lainnya.
e. Dasar Hukum Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dengan berdasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah, ilmu pendidikan Islam tidak hanya akan menemukan berbagai isyarat tentang pentingnya membangun sistem pendidikan Islam yang lengkap dengan visi, misi, tujuan, kurikulum dan lainnya. Melainkan pula menemukan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam mengembangkan ilmu pendidikan Islam.
Pelaksanaan pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
a.) SegiYuridis atau Dasar Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan Agama Islam berasal dari perundang undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan pendidikan Agama Islam di sekolah formal, dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Dasar struktural atau konstitusional, yaitu Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD45) dalam BAB XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : pertama, Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa, kedua, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk Agama masing-masing dan beribadah menurut Agama dan kepercayaan itu.
3. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1978. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No. II/MPR/1988 dan Tap MPR No. II/MPR/1993 tentang garisgaris besar haluan Negara yang pada pokoknya bahwa pelaksanaan pendidikan Agama Islam secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
b.) Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius dalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Agama Islam pendidikan Agama Islam adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepadanya. Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menunjukan perintah terebut.
Dasar pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara religius yaitu berdasarkan pada al-Qur’an surat Al-Nahl ayat 125 :
• •
Terjemahannya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
c.) Segi psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram memerlukan pegangan hidup. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada sesuatu perasaan yang mengakui adanya zat yang maha kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon.
Namun pada hakikatnya diantara manusia satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama dalam segala hal, termasuk dalam derajat dan kedudukannya. Adapun dasar psikologi pelaksanaan pendidikan Agama Islam yaitu sesuati dengan al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 :
•• • •
Terjemahannya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam sebagai sebuah sistem memerlukan dasar dan prinsip bagi tegaknya pendidikan Agama Islam karena dengan adanya dasar yang kuat maka visi, misi, tujuan dan kurikulum pendidikan Agama Islam yang ingin dicapai akan terlaksana dengan baik.
3. Ruang Lingkup Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh factor-faktor yang berhubungan dengan guru dan siswa harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap mata pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut, ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.
Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat diantaranya adalah minat merupakan suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat sangat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang. Karena itu, dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang minat terhadap sesuatu itu berarti sikapnya senang kepada sesuatu yang diinginkan.
Menurut Ahmad D. Marimba, Minat adalah kecenderungan jiwa sesuatu, kerana kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu pada umumnya disertai dengan perasaan senang.
Menurut Muhibbin Syah, Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat dapat diartikan kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Lamanya minat dalam kegiatan atau dalam hal tertentu berbeda pada masing-masing orang.
Sedangkan minat menurut peneliti adalah gejala kejiwaan yang membuat seseorang tertarik terhadap sesuatu yang diinginkan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu proses kejiwaaan sehingga proses jiwa menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah atau keinginan terhadap sesuatu. Keinginan disebabkan oleh adanya rasa dorongan untuk meraihnya, sesuatu itu bias berupa benda, kegiatan dan sebagainya. Dengan adanya minat juga dapat membuat seseoarang aktif dalam melakukan pekerjaan.
b. Fungsi Minat Belajar
Dalam proses belajar minat merupakan salah satu factor psikologi yang penting dalam belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar. Sebab, dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Fungsi minat belajar besar sekali terhadap kegiatan belajar karena minat mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan. Minat merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Minat merupakan faktor pendorong bagi siswa dalam melakukan usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam proses pembelajaran unsur kegiatan belajar mempunyai peranan yang vital oleh karena itu, penting sekali bagi guru memahami sebaik baikya tentang proses belajar siswa agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Minat berfungsi sebagai pendorongan keinginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Fungsi minat adalah sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak akan muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar adalah :
a. Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai dengan motivasi, baik yang bersifat internal atau eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Seorang siswa yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan tentang tafsir misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang tafsir, mendiskusikannya dan sebagainya.
b. Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat belajar lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya.
c. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan dan bimbingan dari keluarga khusunya orang tua.
d. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruhi arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan aktifitasnya bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.
e. Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan dimasa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan. Seseorang tetap berusaha untuk mencapainya karena dengan cita-cita maka seseorang akan menaruh banyak perhatian terhadap sesuatu yang ingin dicapainya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa karya skripsi yang telah penulis temukan sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang telah diteliti yaitu :
a. Pengaruh penggunaan internet terhadap hasil belajar siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta disusun oleh Muhammad Mujie, NIM 06470078. Pada garis besar skripsi ini menjelaskan bahwa belajar melalui media internet dikalangan siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta cenderung tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari 184 responden sebesar 50,5% (93 orang) memiliki intensitas tinggi dalam menggunakan internet sebagai media belajar. Sisanya sebesar 49,5% (91 orang) memiliki intensitas rendah dalam menggunakan internet sebagai media belajar. Di samping itu, pola hubungan yang terjadi antara penggunaan internet sebagi media belajar menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi intensitas siswa dalam belajar menggunakan internet sebagai media belajar semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut bahwa penggunaan internet diprediksi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pemanfaatan internet dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas x (studi kasus pada kompetensi keahlian elektronika industry di SMK Muda Patria Kalasan) disusun oleh Riyanto, NIM 11501247001. Pada garis besar skripsi ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif variabel pemanfaatan internet siswa terhadap prsetasi belajar siswa, serta variabel motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa dengan kata lain pemanfaatan internet dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh dengan prsetasi belajar siswa kelas x.
Berdasarkan kedua skripsi di atas yang dijadikan acuan dalam skripsi peneliti, dari kedua skripsi tersebut yang membedakan dengan skripsi yang dibuat oleh peneliti adalah dalam kedua skripsi di atas keduanya secara garis besar menjelaskan tentang penggunaan internet ataupun pemanfaatan internet saja sedangkan dalam skripsi ini peneliti menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mencakup internet, LCD, laptop dan lain sebagainya serta berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Metode kulitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, penelitian ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti berperan secara penting sebagai pengamat dan turun langsung di lapangan yaitu peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati, sehingga mendapatkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data pengamat partisipan, sebagai pengumpul data di lapangan peneliti bertindak langsung menghubungi sumber-sumber yang sedianya dapat memberikan informasi yang peneliti butuhkan di lapangan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 3 bulan yakni dari bulan Januari sampai dengan Maret 2015.
Adapun penelitian ini berlokasi di SMAN 9 Manado. Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena peneliti tertarik dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di SMAN 9 Manado.
D. Data dan Sumber Data
1) Data
Dalam penelitian ini proses pengambilan data menggunakan sumber data yaitu : data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung, diamati dan dicatat secara langsung seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Data primer adalah data yang bersumber dari informan yang secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diteliti. Data yang diambil dalam penelitian ini mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran PAI.
2) Sumber Data
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara atau teknik snow ball sampling yaitu informan kunci akan menunjukkan seseorang yang mengetahui masalah yang akan diteliti untuk melengkapi keterangan, dan orang yang ditunjuk tersebut akan menunjuk orang lain lagi bila keterangan kurang memadai. Dari keterangan tersebut maka sumber data utama yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi PAI di sekolah SMAN 9 Manado, Guru pendidikan Agama Islam dan Kepala Sekolah SMAN 9 Manado.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Dalam mengumpulkan data atau bahan-bahan yang kiranya dianggap relevan dengan penyusunan skripsi ini peneliti mengadakan penelitian di lapangan dengan menggunakan beberapa metode yaitu Metode Wawancara (interview), Metode Observasi dan Metode Dokumentasi. Adapun penjelasan dari ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut :
1) Metode Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Di dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik wawancara terstruktur dengan menggunakan seperangkat pertanyaan baku secara tertulis sebagai pedoman untuk wawancara. Dan sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti membuat beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan.
2) Metode Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra. Tetapi observasi sebenarnya adalah kegiatan pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dalam penelitian melalui panca indra atau diartikan sebagai pengamatan dalam pencatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Bentuk penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan kata lain peneliti terjun langsung ke lapangan.
3) Metode Dokumentasi adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Selain metode wawancara dan obsevasi peneliti juga menggunakan metode obsevasi dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi gambar misalnya berupa foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data proses mencari data dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Berkaitan dengan analisis data dalam penelitian ini digunakan analisis secara induktif. Analisis data kali ini secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data : pada tahap ini kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis
2) Reduksi Data : pada tahap ini proses pemilihan terhadap data yang dianggap relevan, mana data yang hendak dibuang dan mana data yang akan diambil oleh penulis.
3) Penyajian Data : yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4) Menarik Kesimpulan : pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara Triangulasi. Triangulasi merupakan salah satu cara untuk mengecek keabsahan atau kebenaran data dan penafsirannya. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data untuk keperluan atau sebagai pembanding data. Dalam hal penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Hal ini dapat dicapai dengan jalan sebagai berikut :
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada di pemerintahan.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Sekolah
1. Sejarah Singkat SMAN 9 Manado
Sejarah berdirinya SMA Negeri 9 Manado tidak lepas dari perkembangan dunia pendidikan di Kota Manado. Mulanya SMA Negeri 9 Manado adalah Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang berdiri tahun 1950. Perkembangan pendidikan di Kota Manado menuntut SPG mengalami penyesuaian dan beralih status menjadi SMA Negeri 8 Manado pada tahun 1991. Pada tahun 1997 atau tujuh tahun kemudian SMA Negeri 8 beralih menjadi SMA Negeri 9 berdasarkan SK Nomor 035 / 0 / 1997 tanggal 15 Juli 1997. SMA Negeri 9 Manado yang berdiri di atas tanah seluas 1500 m2 merupakan asset pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan menjadi salah satu rintisan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) dengan Nomor Statistik Sekolah 301176003057. Berikut ini adalah profil lengkap dari SMA N 9 Manado :
Nama Sekolah : SMA N 9 Manado
NISN/NSS : 301176003057 / 30102763
Status : Negeri
Status Akreditasi : Amat Baik
Alamat Sekolah : Jln. Jusuf Hasiru Kampus Kleak
Desa/Kelurahan : Kleak
Kecamatan : Malalayang
Kab/Kota : Manado
Propinsi : Sulawesi Utara
Kode Pos : 95115
Telepon : (0431) 851578
Fax : (0431) 851578
Website : sman9manado.sch.id
E-mail : sman9¬_manado.co.id.
Identitas Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Dra.Nelly Roosje Tani
NIP : 195503121980032006
Pendidikan Terakhir : Sarjana
Jurusan : Ekonomi Perusahaan
No Telp : 08124421905
Alamat Email : nellyr.tani@yahoo.com
2. Visi dan Misi SMAN 9 Manado
SMA Negeri 9 Manado memiliki visi “Unggul, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia”
Adapun misi SMA Negeri 9 Manado yaitu:
Memberdayakan sumber daya pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan :
a. Menciptakan sekolah yang kondusif
b. Menciptakan manajemen yang akuntan
c. Melaksanakan pembelajaran yang berkualitas
d. Mengembangkan wawasan keunggulan global, kreatif dan berakhlak mulia dan berlandaskan imtaq
e. Menciptakan hubungan sinergis dengan pemerintah dan stakeholder
f. Menciptakan lingkungan yang bersih, indah, rindang dan sehat.
B. Hasil Penelitian
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Mata Pelajaran PAI
di SMAN 9 Manado
Sebagai upaya untuk menciptakan model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi maka guru dituntut untuk bisa menguasai bagaimana caranya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, sekolah juga dituntut untuk melengkapi fasilitas teknologi informasi dan komunikasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan berhasil. Dengan demikian akan tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil obsevasi bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah baik dan sudah dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Akan tetapi, masih perlu ditambahkan lagi karena fasilitas yang ada saat ini masih sangat kurang dan minim. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMAN 9 Manado dikatakan bahwa CCTV yang saat ini digunakan di kelas masih sangat kurang. Pendapat ini senada dengan pernyataan guru pendidikan Agama Islam, dimana dikatakan bahwa LCD yang digunakan saat ini dalam proses proses belajar mengajar masih milik pribadi.
Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi banyak manfaat yang diperoleh yaitu lebih mempermudah dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, lebih efektif dalam proses belajar mengajar serta siswa lebih mudah untuk mengerti setiap mata pelajaran yang diberikan oleh guru dan lebih menarik minat serta rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru.
Walaupun demikian masih banyak ada beberapa guru yang belum bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dan ada juga beberapa guru yang dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi ataupun sering menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian oleh peneliti yang dilakukan dengan metode wawancara kepada beberapa informan yaitu sebagai berikut :
Selanjutnya berikut ini dipaparkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran PAI :
Kepala Sekolah SMAN 9 Manado Ibu Dra Nelly Roosje Tani mengatakan bahwa, Secara keseluruhan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di SMAN 9 Manado sudah bagus apalagi telah tersedia LCD, wifi, laptop dan saat ini juga telah disediakan CCTV di dalam kelas sehingga bisa mengontrol pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Namun hanya perlu ditambahkan lagi karena teknologi informasi dan komunikasi yang masih terbatas sarana dan prasarana bisa dikatakan jumlah yang tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan masih sangat kurang. Pada tahun 2015 targetnya fasilitas seperti teknolog informasi dan komunikasi akan ditambahkan apalagi saat ini SMAN 9 Manado telah menerapkan kurikulum 2015. Selain itu, dengan memanfaatkan tekologi informasi dan komunikasi di sekolah dapat membantu secara keseluruhan. Misalnya, guru atau kepala sekolah bisa menghemat waktu dalam pekerjaannya dan siswa mudah untuk memahami dan cepat untuk mengerti dalam proses pembelajaran. Dengan melihat perkembangan zaman sekarang ini yang semakin modern memang sudah sepantasnya siswa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi karena sekolah harus mengikuti perkembangan zaman apalagi saat ini SMAN 9 Manado telah menerapkan kurikulum 2013. Sesuai dengan tujuan dari SMAN 9 Manado yaitu unggul di bidang teknologi informasi dan komunikasi atau sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Hal lain tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di SMAN 9 Manado disebutkan oleh guru Pendidikan Agama Islam Bapak Supriadi, S,Ag, M,Pdi yang mengatakan bahwa, proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi seperti laptop, LCD dan media teknologi yang lain membuat proses pembelajaran menjadi maksimal walaupun teknologi yang digunakan masih bersifat milik pribadi. Teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu guru dalam proses pembelajaran sebab, pembelajaran menjadi semakin mudah dan banyak bahan materi yang dapat diajarakan didalam kelas. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran menjadikan pembelajaran semakin bervariasi dan menarik perhatian serta minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Perkembangan zaman yang semakin hari semakin modern mendorong sekolah untuk dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta mendorong guru untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran apalagi mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Teknologi informasi dan komunikasi bukan hanya mempermudah guru dalam proses pembelajaran akan tetapi mempermudah siswa dalam memahami materi yang telah diberikan, mempermudah siswa mencari tugas dan lain sebagainya.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di SMAN 9 Manado disebutkan oleh siswa siswi SMAN 9 Manado mengatakan bahwa, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi proses belajar didalam kelas menjadi semakin maksimal. Teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat membantu siswa dan guru dalam proses belajar. Guru pendidikan Agama Islam sangat menguasai bagaimana memanfaatkan teknologi yang ada di sekolah seperti laptop, LCD, ataupun proyektor pembelajaran semakin menarik perhatian siswa. Selain dijadikan sebagai alat penunjang dalam proses pembelarajan teknologi informasi dan komunikasi bisa digunakan sebagai media untuk berdakwa”
Secara keselirihan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunkasi dalam proses pembelajaran menjadikan pembelajaran didalam kelas menjadi sangat maksimal. Dalam mengajar guru pendidikan Agama Islam sudah sangat menguasai bagaimana cara memanfaatkan teknologi yang ada di sekolah seperti proyektor, LCD, dan laptop. Guru dan siswa sangat terbantu dengan adanya teknologi selain mempermudah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi proses pembelajaran menjadi bervariasi dan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.”
Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi proses pembelajaran menjadi semakin mudah dan maksimal. Dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran guru pendidikan Agama Islam sudah sangat mahir dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada seperti laptop, LCD dan proyektor. Pembelajaran menjadi semakin bervariasi serta mempermudah siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi siswa lebih mudah dalam mencari tugas yang telah diberikan oleh guru. Guru dan siswa sangat terbantu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelarajan karena semakin banyak bahan materi pelajaran yang akan diajarakan. Pembelajaran menjadi semakin bervariasi dan semakin menarik minat dan perhatian siswa untuk belajar.”
Secara keseluruhan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran menjadikan pembelajaran semakin mudah dan sudah maksimal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi guru pendidikan Agama Islam sangat menguasai bagaimana cara memanfaatkan teknologi yang ada di sekolah. Pembelajaran menjadi semakin mudah karena kadang kalah guru pendidikan Agama Islam memerintahkan siswa untuk belajar sendiri dengan internet ataupun blog. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menarik minat dan perhatian siswa untuk mengikuti mata pelajaran yang akan di ajarkan”
Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran menjadikan pembelajaran menjadi maksimal dan mudah. Proses pembelajaran didalam kelas guru pendidikan Agama Islam sering menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam pembuatan tugas yang telah diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi siswa lebih mudah untuk membuat tugas yang telah diberikan karena semakin banyak materi pelajaran yang dapat di akses. Semakin mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran menjadi semakin bervariasi serta menarik perhatian dan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan.”
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi membuat pembelajaran menjadi maksimal dan mudah untuk dipahami. Dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi didalam kelas untuk proses pembelajaran guru pendidikan Agama Islam sering memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengajar seperti laptop, proyektor dan LCD. Teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran karena pembelajaran menjadi semakin berkembang dan bervariasi serta semakin banyaknya bahan materi yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran mengembangkan minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran yang diajarkan. Teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena selain mempermudah untuk guru memberikan materi akan diajarkan, pembelajaran menjadi semakin bervariasi karena banyak pilihan materi yang akan diajarkan didalam kelas”
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran menjadikan proses pembelajaran semakin mudah dan maksimal. Dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran guru pendidikan Agama Islam sering memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti laptop, proyektor dan LCD. Teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan pembuatan tugas. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi mengembangkan minat belajar siswa untuk mengikuti mata pelajaran yang diajarkan”
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 9 Manado. Apalagi saat ini telah diterapkan kamera CCTV di dalam kelas serta ditambah guru pendidikan Agama Islam sering menggunakan LCD dan laptop dalam proses pembelajaran PAI. Sehingga dapat mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran karena dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi guru tidak repot lagi untuk menjelaskan di depan kelas dan dengan teknologi informasi dan komunikasi siswa sudah tidak repot untuk mencatat materi Pendidikan Agama Islam yang telah diberikan oleh guru pendidikan Agama Islam.
Dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan, teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran menjadi terstruktur serta lebih efektif dan efisien. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi maka lebih mempermudah kepala sekolah dalam setiap tugas dan tanggung jawabnya, dapat mempermudah guru mengajar di dalam kelas, dapat mempermudah siswa untuk mencari tugas tentang Agama Islam yang diberikan oleh guru pendidikan Agama Islam dan lebih banyak lagi kemudahan yang dapat diperoleh dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dampak juga memiliki pengaruh yang sangat kuat yang mendatangkan akibat baik yang positif ataupun negatif. Dengan adanya dampak apalagi dampak yang bersifat positif maka seseorang akan semakin terpacu untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada guru pendidikan Agama Islam dan siswa Agama Islam di SMAN 9 Manado, mereka mengatakan bahwa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu teknologi informasi memiliki dampak yang besar terhadap minat belajar siswa di SMAN 9 Manado. Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa informan :
Guru Pendidikan Agama Islam Bapak Supriadi, S,Ag, M,Pdi, mengatakan bahwa, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam selain memiliki dampak mempermudah guru dan siswa dampak lain dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi adalah meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan didalam kelas.
Hal lain tentang dampak yang diperoleh dengan menggunakan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi disebutkan oleh siswa siswi SMAN 9 Manado yang mengatakan bahwa, proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi selain mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dampak yang diperoleh dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi meningkatnya minat belajar siswa pada mata pelajaran yang diajarkan didalam kelas.
Dampak yang diperoleh dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi adalah semakin meningkatnya minat belajar siswa karena dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi siswa tidak mudah bosan dan mudah untuk memahami mata pelajaran yang diberikan guru.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran sangat berdampak pada aspek minat belajar siswa karena dengan siswa mudah memahami, mengerti serta tidak cepat bosan untuk mengikuti mata pelajaran yang diajarkan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran berdampak kepada menigkatnya aspek minat belajar siswa terlebih pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam karena dengan belajar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi menambah rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru pendidikan Agama Islam.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran sangat berdampak kepada meningkatnya aspek minat belajar siswa karena dalam proses pembelajaran guru pendidikan Agama Islam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sehingga menambah rasa ingin tahu dan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru pendidikan Agama Islam didalam kelas..
Dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena siswa tidak mudah bosan untuk belajar di dalam kelas jika menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti LCD dan laptop. Apalagi guru pendidikan Agama
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena guru di dalam kelas semakin bervariasi untuk memberikan materi yang diajarkan dan tidak hanya menggunakan papan tulis ataupun mencatat dibuku tetapi guru dalam mengajar sering menggunakan power point sehingga secara tidak langsung telah menarik perhatian siswa untuk belajar mata pelajaran Agama Islam.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena di dalam kelas proses pembelajaran lebih bervariasi yaitu dengan menggunakan laptop dan LCD. Disamping itu guru juga mengajar di dalam kelas selalu menggunakan power point. Maka, secara tidak langsung dapat menarik perhatian siswa untuk belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas tampak bahwa begitu besar dampak yang dirasakan oleh guru ataupun siswa SMAN 9 Manado setelah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Disini dapat dilihat bahwa dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi ternyata minat belajar siswa pada pelajaran PAI semakin meningkat karena disamping belajar tentang Agama Islam mereka juga dibekali pembelajaran tentang teknologi informasi dan komunikasi sehingga secara tidak langsung membuat siswa lebih tertarik terhadap pelajaran Agama Islam.
Dampak bagi kepala sekolah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tugas kepala sekolah lebih mudah dalam hal mengontrol pembelajaran apalagi saat ini SMAN 9 Manado telah menerapkan kamera CCTV ditiap kelas walaupun masih sangat kurang tapi sudah bisa membantu kepala sekolah untuk mengontrol proses pembelajaran. Selanjutnya dampak bagi guru pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guru lebih mudah untuk mengajar karena guru tidak terlalu banyak menjelaskan di depan kelas untuk memberi materi tentang mata pelajaran PAI dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guru lebih bervariasi dalam mengajar di dalam kelas karena guru tidak lagi menggunakan metode ceramah tetapi sudah menggunakan LCD, dan laptop. Bagi siswa dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi akan lebih meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI karena dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi siswa lebih aktif dan dapat membuat siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran karena pembelajaran lebih bervariasi dan menarik.
B. Pembahasan
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Mata Pelajaran PAI
Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran PAI di SMAN 9 Manado sudah cukup memadai apalagi setelah peneliti melakukan penelitian dengan metode wawancara dari 10 orang yang telah diwawancarai diperoleh informasi bahwa ternyata pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran PAI sudah maksimal serta sudah dapat membantu siswa dan guru Agama Islam dalam proses pembelajaran di SMAN 9 Manado.
2. Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
Berdasarkan hasil penelitian di atas ternyata dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berdampak terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang cenderung mengalami peningkatan karena berdasarkan hasil wawancara tersebut semua mengatakan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI karena menurut mereka dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa serta dapat membantu dan mempermudah siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 9 Manado dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi memiliki dampak yang positif terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 9 Manado.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran di SMAN 9 Manado sudah maksimal karena sudah baik dan mampu untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran didalam kelas.
2. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi memiliki dampak yang besar terhadap minat belajar siswa di SMA N 9 Manado, khususnya pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam, sebab dapat meningkatkan minat belajar siswa serta lebih efisien dan efektif. Hal ini bisa dilihat dari beberapa siswa lebih menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi karena lebih mempermudah siswa untuk mengerti dan lebih menarik perhatian siswa dalam belajar.
B. Saran
Dalam skripsi ini peneliti akan memberikan saran-saran yang bersifat membangun yang diharapkan akan berguna bagi SMA N 9 Manado antara lain :
1. Dengan memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan nantinya SMA N 9 Manado untuk terus memperbaiki kualitas teknologi informasi yang ada di sekolah sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
2. Untuk guru yang belum terlalu menguasai bagaimana menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebaiknya diberikan pelatihan khusus. Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru semakin dimudahkan dalam mengajar didalam kelas dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam, Suroso, Arah dan Asas Pendidikan Islam, Bekasi : Perpustakaan RI Katalog Dalam Terbitan, 2011.
Ahmadi, Iif Khoiru & Amri, Sofan, Strategi Pembelajaran Sekolah International dan Nasional, Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya, 2010.
Ajis, Solehul, Belajar Komputer Untuk Anak, cet-1,Jakarta : PT Niaga Swadaya, 2012.
Alisuf Sabri, M. Psikologi Pendidikan, cet. Ke-11, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Aqib, Zainal, Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kostektual (inovatif), cet-2, Bandung : Yrama Widya, 2013.
Arifin, H.M. Filsafat Pendidikan Islam, cet-4, Jakarta : Bumi Aksara, 1994.
Arikutno, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, cet. 16; Jakarta : Rajawali Pers, 2013.
Asnawir dan M. Basyruddin Usman, Media Pembelajaran, cet.ke-1, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Asnawir, H. & Basyiruddin, M, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
D.G, Singgih dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, cet. Ke-3, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.
Darmawan, Deni, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta : AV Publisher, 2009.
Hadari Nawawi dan Martini Hadari.Instrument Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press, 1995.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi aksara, 1995.
Huda, Miftahul, Idealitas Pendidikan Anak, Malang : UIN Malang Press, 2009.
Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1990.
Loekmono, Lobby, Belajar Bagaimana Belajar, cet. Ke-1, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994.
Majid, Abdul dan Andatani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
……................, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya : CV Citra Media, 1996.
……………….,Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Marimba, Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, cet. Ke-4, Bandung: PT. Alma.arif, 1980.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet,ke-2, Jakarta : CV Misaka Galiza, 2003.
Mulyasa, E. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : Alfabeta, 2009.
Mursell, J. dan Nasution, S. Mengajar Dengan Sukses, cet. Ke-1, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Nasution, S, Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung; Jemmars, 1998.
Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner, cet. Ke-2, Jakarta : Rajawali Pers, 2010. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, cet. Ke-20, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N, Evaluasi Pendidikan, cet. Ke-4, Surabaya: Usaha Nasional, 1986
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Prakis, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Nurkancana, Wayan, dkk, Evaluasi Pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional, 1982.
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Professionalisme Guru Abad 21, cet-2 Bandung : Alfabeta, 2013.
Sa’ud, Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan, cet. Ke-1Bandung : Alfabeta, 2008.
Saleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, cet,ke-5, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Soejono, Agoes Bimbingan Kearah Yang Sukses, Surabaya : Arena Ilmu, 1979.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Malang : Rineka Cipta, 1990.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet. Ke-19, Bandung: Alfabeta, 2013.
Sutiah, Teori Belajar dan Pembelajaran, Malang : UM Press, 2003.
Sutirman, Media & Model-Model Pembelajaran Inovatif, cet,ke-1,Yogyakarta : Graha Ilmu,2013.
Sutopo, Ariesto Hadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, cet,ke-1, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. Ke-6, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Tampubolon, D.P. Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, Cet. Ke-1, Bandung: Angkasa, 1993.
Uno, Hamzah B. dan Lamatenggo, Nina, Teknologi dan Informasi Pembelajaran, cet,ke-2,Jakarta : Bumi Aksara, 2011.
Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, cet. Ke-20, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Komtemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, cet. Ke-3, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009.
Yasin, A. Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, cet,ke-1, Malang :UIN Malang Press, 2008.
http://digilub-suka.ac.id.com diakses pada tanggal 12 april 2015.
http://eprints.uny.ac.id diakses pada tanggal 2 mei 2015.
www.Pinarac.wordpress.com diakses pada tanggal 14 Desember 2014.
Komentar
Posting Komentar