makalah dampak pergaulan terhadap ramaja
MAKALAH
MAKALAH
INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DENGAN JUDUL :
DAMPAK PERGAULAN TERHADAP REMAJA
DI
SUSUN OLEH :
ADITHYA
P. MAKAHENGGENG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
MANADO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya beberpa
peristiwa yang sangat memprihatinkan dikalangan masa muda atau remaja pada
khususnya. Masa pubertas merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan
kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya :
tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan
dan tinggi badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria
terjadi perubahan pada suara dan tumbuh jakun.
Pada tahun 2000, jumlah penduduk remaja Indonesia 43,6 juta. Sebagian besar remaja (69,3%) – umur kawin pertama dalam usia belia (<18 tahun).
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi yang mereka lahirkan tidak mempunyai status.
Pada tahun 2000, jumlah penduduk remaja Indonesia 43,6 juta. Sebagian besar remaja (69,3%) – umur kawin pertama dalam usia belia (<18 tahun).
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi yang mereka lahirkan tidak mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu
mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif
bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan
menghindari hubungan seks pra nikah.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
permasalahan yang berkaitan dengan dampak pergaulan bebas
terhadap kecerdasan anak didik, diantaranya : (1) Pendidikan agama, moral dan
etika dalam keluarga. (2) kerjasama guru dan orangtua, tokoh masyarakat,
pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi
juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat mengembangkan rasa percaya
diri.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang di atas dan untuk menghindari pemhasan yang lari dari jalur
fokus kajian yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mempermudah
penginformasian terhadap masalah yang dibahas . Maka penulis hanya akan
membahas uraian masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak perggaulan bebas terhadap remaja?
2. Bagaimana cara menanggulangi pergaulan bebas?
D. Batasan Masalah
Mengingat cakupan permasalahan remaja cukup luas, maka penulis perlu
membatasi masalah-masalah pada karya tulis ini ke dalam beberapa rumusan
masalah, diantaranya:
1. Pergaulan bebas.
2. Dampak
Pergaulan Bebas.
3. Penaggulangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bagaimana Dampak
Pergaulan Bebas Terhadap Remaja
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM
setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak
boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab
hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi
tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma
bermsayarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur
atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Namun, dalam masyarakat pergaulan
bebas memiliki arti yang berbeda. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses
bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas
artinya proses bergaul dengan orang lain tetapi terlepas dari norma yang
mengatur tentang pergaulan. Pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas
pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur antara
lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.[1]
a. Faktor–Faktor
Pergaulan Bebas Seorang anak dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas
disebabkan oleh :
1.
Arus globalisasi Seiring dengan semakin cepatnya arus globalisasi, banyak
budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur (Indonesia) masuk ke
Indonesia. Budaya Timur yang awalnya pacaran pada usia remaja dianggap tabu
oleh masyarakat, tetapi semakin akibat kuatnya pengaruh arus globalisasi
tersebut menyebabkan pacaran sebagai hal biasa.
2.
Pengaruh teman atau kelompok sepermainan Sudah tidak dapat kita ungkiri bahwa
sekarang ini teman ialah tempat menampung segala keluh kesah kita. Namun,
apabila kita kita salah mencari teman, mereka akan menghibur kita, mereka akan
mengajak kita mencari solusi semua masalah kita dengan mengajak kita clubbing,
merokok, apalagi mencari menggunakan ganja.
3.
Pengaruh media massa Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan
cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di
internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa tersebut
selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang
kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau
pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks
bebas di kalangan remaja.
4.
Iman yang lemah Pemahaman religi/ agama yang kurang, sehingga iman sangat mudah
untuk digoyahkan untuk berbuat yang tidak baik dan tidak lagi dapat memahami
akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat didunia maupun diakhirat pada
akhirnya.
5.
Pandangan orangtua Anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan
sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai
seks adahal hal yang tabu. Orang tua juga melakukan kesalahan, dengan tidak
memberikan pendidikan yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka.
Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung
jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
b. Dampak
Pergaulan Bebas
Sebagai
remaja yang baik, tentu kita tidak ingin hal itu terjadi, bukan? Oleh karena
itu, berilah jarak antara kita dengan pergaulan bebas yang merajalela. Karena, dampak
dari pergaulan bebas tersebut hampir kebanyakan merupakan dampak negatif, salah
satunya kita bisa terjangkit virus HIV/AIDS (Human Immunodeficiany
Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome). Dan masih banyak lagi
dampak-dampak negatif lainnya.
c. Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja ialah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum. Kenakalan remaja
dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1.
Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain : perkelahian,
tawuran pelajar, perkosaan, perampokan, dan lain-lain.
2.
Kenakalan yang menimbulkan koraban materi : perusakan, pencurian, pencopetan,
pemerasan, dan lain-lain.
3.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain : pelacuran,
penyalahgunaan obat, dan lain-lain.
4.
Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar
yang membolos, mengingkari status orang tua dengan minggat dari rumah atau
membantah mereka.
d. Penyalahgunaan
Narkoba dan Alkoholisme
Seperti
yang kita ketahui, narkoba dan minuman yang mengandung alcohol mempunyai dampak
terhadap system syaraf manusia yang menimbulkan semangat keberanian. Semua
orang pun tahu, narkoba dan alcohol itu dalam dosis yang berlebihan bisa
membahayakan jiwa orang yang bersangkutan.
Makin
sering ia memakai narkoba atau minum-minuman beralkohol, makin besar
ketergantungannya sehingga pada suatu saat tidak bisa melepaskan diri lagi.
Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi kriminal, atau menjadi
pekerja seks untuk sekedar memperoleh uang pembeli narkoba atau minuman
beralkohol.
e. Narkoba
Narkoba(singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah
bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,
dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik
dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika
adalah :
1.
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
3.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku.(Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara
lain:
1.
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah
bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai
pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat,
seperti: 2. Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan
pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan
yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya
dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb. 3.3.4 Jenis Narkoba Menurut
Efeknya Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga: 1. Depresan, Yaitu
menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh
sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak
sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba
depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan
heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2.
Stimulan Merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai
adalah Shabu-shabu dan Ekstasi. 3. Halusinogen Efek utamanya adalah mengubah
daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal
dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain
itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai
adalah marijuana atau ganja.
f. Penyalahgunaan
Narkoba
Kebanyakan
zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi
karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain. Maka narkoba
kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan
menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Ø
Dampak penyalahgunaan Narkoba
Bila
narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah
ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung
pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
psikis maupun sosial seseorang.
Ø
Dampak Fisik:
1.
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2.
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah.
3.
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
4.
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5.
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
6.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
7.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid).
8.
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, an
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya..
9.
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
Ø
Dampak Psikis:
1.
Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2.
Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3.
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4.
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5.
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3.
Dampak Sosial:
1.
Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2.
Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3.
Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial
berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya)
dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa
gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala
sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah,
manipulatif, dan lain-lain.[2]
g. Bahaya Bagi Remaja
Masa
remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa
anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah
masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti
trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna
narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih
gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan
HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
h. Seks
Bebas
Seks
bebas ialah tindakan seksual yang dilakukan sebelum pada waktunya (menikah).
Seks bebas ini biasanya dilakukan oleh remaja terutama yang berpacaran. Namun,
rasa cinta dan sayang yang mereka lakukan disalahartikan dengan melakukan
hubungan seksual. Awalnya, remaja hanya bergandengan tangan, tetapi karena
hormon yang merangsang dan berbagai faktor seperti pengaruh budaya barat,
selanjutnya mereka mulai mencumbu satu sama lain, lama-kelamaan, laki-laki
mengajak pacar perempuannya untuk melakukan hubungan yang senonoh itu.
Beruntung apabila si perempuan tidak meladeni pacarnya itu.
i.
Penyakit HIV/AIDS
Tingginya
kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat
pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar
menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan
seksual. Padah kita ketahui sampai saat ini belum ada obat dari penyakit AIDS
ini. Jika telah kena penyakit ini kita hanya menunggu waktu mati saja, karena
kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Semakin memprihatinkan penderita
HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan
reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat
informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik
(konselor) sebaya menjadi sangat penting.
j. Aborsi
Aborsi
memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang
yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama
mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah
terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko
kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Dalam buku
“Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi
dan setelah melakukan aborsi adalah ;
1.
Kematian mendadak karena pendarahan hebat.Kematian mendadak karena pembiusan
yang gagal.
2.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.Rahim yang
sobek (Uterine Perforation).
3.
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya.
4.
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),Kanker
indung telur (Ovarian Cancer).Kanker leher rahim (Cervical Cancer).Kanker hati
(Liver Cancer).
5.
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
6.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
7.
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).Infeksi pada lapisan rahim
(Endometriosis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko
tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi
juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ”
Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk
dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada
remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau
berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil
dan penyakit kelamin. Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang
tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini
akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran
akan hal sex tersebut.[3]
B. Penanggulangan Pergaulan Bebas
Pada
saat ini sangat marak terjadi pergaulan bebas di kalangan remaja. Banyak sekali
para remaja atau anak-anak muda yang terjerumus dalam pergaulan tidak sehat
ini. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu menyebabkan masa depan mereka
terancam. Sekarang, sangat marak sekali diberitakan di televisi, radio ataupun
media cetak yang mengabarkan tentang remaja nakan yang berpesta
sabu-sabu/narkoba. Kasus pengeroyokan dan tawuran di kalangan anak SMA. Bahkan
yang lebih marak lagi adalah kasus free seks (Seks Bebas) yang banyak dilakukan
oleh remaja berumur 13 hingga 17 tahun ke atas. Saya membaca dari koran Jawapos
edisi minggu lalu, dijelaskan disitu bahwa anak SMA kelas 3 memperkosa adik
kelasnya yang duduk di kelas 1 SMA. Setelah diperiksakan di Rumah Sakit,
ternyata remaja putri ini sudah hamil 2 bulan. Keluarganya benar-benar
menanggung rasa malu. Karena anaknya hamil diluar nikah. Karena tidak terima,
pada akhirnya keluarga korban melaporkan kepada pihak kepolisian. Bahkan saya
juga mendengar dari teman saya sendiri. Bahwa ada tetangganya yaotu seorang
bapak berumur sekitar 40 tahun. Bapak itu tega memperkosa anaknya yang berumur
19 tahun. Mendengar berita itu saya sangat kecewa. Banyak sekali terjadi
pelecehan seksual. Bahkan sekarang ini marak sekali diberitakan di infotaiment
tentang kasus artis muda yaitu Sheila Marcia yang berumur 19 tahun, yang sudah
menggunakan narkoba. Seharusnya kita perlu mempunyai kesadaran diri bahwa
peranan kita ini adalah sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Wajib untuk
mengaharumkan nama bangsa Indonesia. Juga kita harus menjadi kebanggaan negeri,
orang tua, keluarga dan diri sendiri juga tidak lupa kepada tuhan. Dalam
maraknya kenakalan remaja, peranan orang tua/keluarga sangat penting untuk
mengawasi tingkah lakunya putra-putri mereka. Untuk mencegah supaya anak-anak
remaja/anak-anak muda agar tidak terjerumus dalam pergaulan tidak baik. Perlu
sekali para orang tua mengawasi anaknya. Orang tua harus lebih memperhatikan
anaknya. Kita juga harus pintar memilih teman atau bergaul dengan teman yang
baik dan tidak macam-macam. Dan yang paling penting kita mendekatkan diri pada
tuhan. Mohon bimbingan dan petunjuknya agar kita selalu berada di jalan. Kita
juga bisa mengeksplor ketrampilan kita dan juga mengisi waktu lkuang dengan
hal-hal yang positif. Contohnya, yaitu pergi beribadah tempat ibadah, belajar
kelompok dengan teman-teman, dll. Berikut ini beberapa uraian peranan remaja di
berbagai kalangan untuk menanggulangi kenakalan remaja, pergaulan tidak
sehat/bebas, dan lain-lain.[4]
a.
Peranan Remaja Dibidang Kerohanian
Kita
sebagai remaja untuk menghindari dalam segi pergaulan yang baik harus
mendekatkan diri pada Tuhan. Karena kita sangat membutuhkan bimbingan Tuhan.
Baiknya kita harus lebih rajin beribadah dan berdoa pada Tuhan. Dan mengisi
dengan kegiatan / hal-hal yang positif.
Contohnya
mengikuti kegiatan tartil disekolah. Pergi ke masjid. Dan bagi umat christyani,
rajin pergi ke gereja. Kita juga perlu memperdalam pelajaran ke rohanian agar
kita dapat mengamalkan perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar
iman kita lebih bertumbuh dan dikuatkan lagi. Dengan hal ini sedikit besar
pasti akan bisa untuk menanggulangi pergaulan bebas atau kenakalan di kalangan
remaja.
b. Peranan Remaja Dibidang Lingkungan
1.
Lingkungan Keluarga Dalam hal ini sangat penting sekali peranan keluarga untuk
mengawasi tingkah laku anaknya. Agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
Menjaga hubungan dalam keluarga haruslah harmonis. Antara anak dan orang tua
harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Terciptanya rasa saling
mengasihi antara anggota keluarga. Saling berbagai cerita dan pengalaman.
Diperlukan sikap yang jujur dan terbuka dalam segala hal apapun yang terjadi.
2.
Lingkungan Pergaulan. Sebagai remaja didalam segi pergaulan sangatlah penting.
Terutama untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam bergaul itu kita tentu
mengenal pengetahuan yang baik dan yang buruk. Nah, dalam hal ini kita di
tuntut untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak benar. Tentunya
kita harus menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat
membutuhkan tuntunan dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah
penting dalam hidup kita untuk menaggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.
Komentar
Posting Komentar